Dua Pelajar Ponorogo Lolos ke Jepang
Bedoho, Jetis, News, Pendidikan, Ponorogo, sooko, Utama 07.33
Prestasi kembali diukir RSBI SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo. Dua siswanya berhasil lolos dalam pertukaran pelajar ke Jepang melalui Program JENESYS. Mereka adalah Baharuddin Mahmud Habibi dan Diaz Ayu Maylanda.
Kedua siswa yang merupakan asli kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo ini bakal belajar di negeri matahari terbit gratis, bahkan mendapat uang saku, yakni mulai 4-13 Juli 2011 mendatang. Selama mengikuti kegiatan belajar di Jepang, pelajar itu diberikan kesempatan untuk adaptasi dengan lingkungan serta mempelajari ikhwal apa saja yang berkaitan dengan dunia pendidikan.
Baharuddin Mahmud Habibi, siswa kelas XI program IPA RSBI SMA Muhipo ini mengaku sangat bahagia mendapat kesempatan menimba pengalaman dan ilmu di negeri sakura.
"Saya tidak menyangka akhirnya lolos. Apalagi tidak semua pelajar bisa mendapatkan kesempatan ini," ujarnya.
Dia berjanji selama mengikuti kegiatan di Jepang akan mempromosikan seni budaya Ponorogo, termasuk juga membawa nama baik kabupaten Ponorogo.
Putra pasangan Sutomo (Guru SD) dan Warsini warga RT 03, RW 02 Dukuh Jetis, Desa Bedoho, kecamatan Sooko ini mengungkapkan, dirinya mengikuti program Japan East Asia Network of Exchange for Students and Youths (JENESYS) yang mengundang pemuda dan pelajar ke Jepang. Dirinya mampu menggeser ribuan peserta lainnnya se Indonesia.
Dari Provinsi Jawa Timur ada lima pelajar dan dua di antaranya dari Kabupaten Ponorogo.
“Alhamdulillah Ponorogo merupakan satu-satunya wakil dari eks Karesidenan Madiun. Dan bersyukur lagi Ponorogo berhasil mengirimkan dua wakilnya,” sebutnya.
Susanto, orangtua Baharuddin mengaku bersyukur anaknya mendapatkan kesempatan emas untuk menimba ilmu di negara modern seperti Jepang.
"Ini menunjukkan bahwa Pendidikan di Kabupaten Ponorogo khusunya SMA Muhipo tidak kalah dengan daerah lainnya, bahkan dengan kota besar seperti sekalipun,” katanya. Dia mengaku terharu dengan berita tersebut.
“Saya bangga, anak kami yang berasal dari kecamatan Sooko mendapat anugerah luar biasa, bisa terpilih ke Jepang,” tandasnya.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada para guru dan SMAN 1 Ponorogo yang telah memberikan bimbingan kepada anaknya sehingga berhasil lolos dalam seleksi pertukaran pelajar tersebut.
"Habibi tidak banyak ikut kursus. Kemampuan yang dimilikinya murni dari kegiatan belajar yang diikutinya di sekolah,” katanya.
Sementara itu, Diaz Ayu Maylanda siswi yang lolos melalui program Jenesys bidang Paskibraka ini mengaku bangga dengan prestasi tersebut. Putri pasangan Agus Wiyono (Relasi Perhutani) dan Sri Wahyuni ini bakal memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.
“Selama dua minggu, kami direncanakan tinggal bersama peserta lainnya dari seluruh negara dan berwisata di tempat-tempat bersejarah di Jepang. Kemudian minggu kedua akan tinggal di keluarga angkat dan bersekolah di Jepang. Saya akan memanfaatkan dengan baik kesempatan emas ini,” katanya.
Kepala SMA Muhipo, Mulyani, S.Pd, M.Hum mengaku lolosnya dua siswa ke Jepang ini menunjukkan berhasilnya pendidikan di sekolahnya.
“Prinsipnya SMA Muhipo itu ngopeni. Dari input yang bisa dikatakan masih berupa batu, di sini akan kita olah menjadi berlian yang mahal harganya,” ucapnya kepada pewarta HOKI.
Dia berharap, keberangkatan kedua siswanya itu akan membawa nama baik Muhipo khususnya dan Kabupaten Ponorogo.
"Prestasi siswa kami itu bisa menjadi spirit bagi siswa lainnya untuk mengukir prestasi lain," tandasnya. (*)
Sumber : Kabarindonesia.com
Kedua siswa yang merupakan asli kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo ini bakal belajar di negeri matahari terbit gratis, bahkan mendapat uang saku, yakni mulai 4-13 Juli 2011 mendatang. Selama mengikuti kegiatan belajar di Jepang, pelajar itu diberikan kesempatan untuk adaptasi dengan lingkungan serta mempelajari ikhwal apa saja yang berkaitan dengan dunia pendidikan.
Baharuddin Mahmud Habibi, siswa kelas XI program IPA RSBI SMA Muhipo ini mengaku sangat bahagia mendapat kesempatan menimba pengalaman dan ilmu di negeri sakura.
"Saya tidak menyangka akhirnya lolos. Apalagi tidak semua pelajar bisa mendapatkan kesempatan ini," ujarnya.
Dia berjanji selama mengikuti kegiatan di Jepang akan mempromosikan seni budaya Ponorogo, termasuk juga membawa nama baik kabupaten Ponorogo.
Putra pasangan Sutomo (Guru SD) dan Warsini warga RT 03, RW 02 Dukuh Jetis, Desa Bedoho, kecamatan Sooko ini mengungkapkan, dirinya mengikuti program Japan East Asia Network of Exchange for Students and Youths (JENESYS) yang mengundang pemuda dan pelajar ke Jepang. Dirinya mampu menggeser ribuan peserta lainnnya se Indonesia.
Dari Provinsi Jawa Timur ada lima pelajar dan dua di antaranya dari Kabupaten Ponorogo.
“Alhamdulillah Ponorogo merupakan satu-satunya wakil dari eks Karesidenan Madiun. Dan bersyukur lagi Ponorogo berhasil mengirimkan dua wakilnya,” sebutnya.
Susanto, orangtua Baharuddin mengaku bersyukur anaknya mendapatkan kesempatan emas untuk menimba ilmu di negara modern seperti Jepang.
"Ini menunjukkan bahwa Pendidikan di Kabupaten Ponorogo khusunya SMA Muhipo tidak kalah dengan daerah lainnya, bahkan dengan kota besar seperti sekalipun,” katanya. Dia mengaku terharu dengan berita tersebut.
“Saya bangga, anak kami yang berasal dari kecamatan Sooko mendapat anugerah luar biasa, bisa terpilih ke Jepang,” tandasnya.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada para guru dan SMAN 1 Ponorogo yang telah memberikan bimbingan kepada anaknya sehingga berhasil lolos dalam seleksi pertukaran pelajar tersebut.
"Habibi tidak banyak ikut kursus. Kemampuan yang dimilikinya murni dari kegiatan belajar yang diikutinya di sekolah,” katanya.
Sementara itu, Diaz Ayu Maylanda siswi yang lolos melalui program Jenesys bidang Paskibraka ini mengaku bangga dengan prestasi tersebut. Putri pasangan Agus Wiyono (Relasi Perhutani) dan Sri Wahyuni ini bakal memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.
“Selama dua minggu, kami direncanakan tinggal bersama peserta lainnya dari seluruh negara dan berwisata di tempat-tempat bersejarah di Jepang. Kemudian minggu kedua akan tinggal di keluarga angkat dan bersekolah di Jepang. Saya akan memanfaatkan dengan baik kesempatan emas ini,” katanya.
Kepala SMA Muhipo, Mulyani, S.Pd, M.Hum mengaku lolosnya dua siswa ke Jepang ini menunjukkan berhasilnya pendidikan di sekolahnya.
“Prinsipnya SMA Muhipo itu ngopeni. Dari input yang bisa dikatakan masih berupa batu, di sini akan kita olah menjadi berlian yang mahal harganya,” ucapnya kepada pewarta HOKI.
Dia berharap, keberangkatan kedua siswanya itu akan membawa nama baik Muhipo khususnya dan Kabupaten Ponorogo.
"Prestasi siswa kami itu bisa menjadi spirit bagi siswa lainnya untuk mengukir prestasi lain," tandasnya. (*)
Sumber : Kabarindonesia.com
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :