Harga Kedelai di Pasar Ponorogo Mulai Naik
Ekonomi, News, Pasar, Perekonomian, Perkebunan, Ponorogo, Utama 04.47
PONOROGO - Harga kedelai di sejumlah pasar tradisional di
Ponorogo merangkak naik Rp 1.100 per kilogram. Kenaikan selama sepekan itu, terjadi terutama untuk kedelai lokal.
Diduga, kenaikan itu disebabkan semakin banyaknya permintaan pasar. Sedangkan panen kedelai di musim hujan tidak ada kenaikan lantaran petani hampir secara keseluruhan menanam pagi.
Kenaikan permintaan itu, karena selama ini kedelai lokal hanya diminati para produsen tempe dan tahu, tetapi kini para petani pun mulai berburu kedelai unggul untuk persiapan musim tanam pada kemarau mendatang.
Kalangan petani tak berani membeli benih secara mendadak karena khawatir harga kedelai akan semakin membubung tinggi menjelang kemarau.
Seorang petani, Mutiah (56), warga Desa Mojopitu, Kecamatan Slahung yang ditemui di Pasar Tradisional Balong, mengatakan, sudah sejak sepekan harga kedelai lokal yang biasanya Rp 7.000 hingga Rp 7.500 per kilogram naik menjadi Rp 8.500 per kilogram.
Kenaikan lebih dari Rp 1.000 itu disebabkan semakin banyaknya permintaan di pasar. Sedangkan harga kedelai impor masih berkisar Rp 8.000 per kilogram.
"Sekarang saja sudah naik seribu lebih, makanya kami sudah membeli benih hari ini khawatir kalau mendadak menjelang musim tanam kedelai harganya semakin naik," terangnya, Minggu (10/3/2013).
Seorang pedagang kedelai, Tumadi (40), warga Desa/Kecamatan Balong mengakui harga kedelai di pasaran merangkak naik sejak sepekan lalu.
Diduga, kenaikan itu disebabkan semakin banyaknya permintaan pasar. Sedangkan panen kedelai di musim hujan tidak ada kenaikan lantaran petani hampir secara keseluruhan menanam pagi.
Kenaikan permintaan itu, karena selama ini kedelai lokal hanya diminati para produsen tempe dan tahu, tetapi kini para petani pun mulai berburu kedelai unggul untuk persiapan musim tanam pada kemarau mendatang.
Kalangan petani tak berani membeli benih secara mendadak karena khawatir harga kedelai akan semakin membubung tinggi menjelang kemarau.
Seorang petani, Mutiah (56), warga Desa Mojopitu, Kecamatan Slahung yang ditemui di Pasar Tradisional Balong, mengatakan, sudah sejak sepekan harga kedelai lokal yang biasanya Rp 7.000 hingga Rp 7.500 per kilogram naik menjadi Rp 8.500 per kilogram.
Kenaikan lebih dari Rp 1.000 itu disebabkan semakin banyaknya permintaan di pasar. Sedangkan harga kedelai impor masih berkisar Rp 8.000 per kilogram.
"Sekarang saja sudah naik seribu lebih, makanya kami sudah membeli benih hari ini khawatir kalau mendadak menjelang musim tanam kedelai harganya semakin naik," terangnya, Minggu (10/3/2013).
Seorang pedagang kedelai, Tumadi (40), warga Desa/Kecamatan Balong mengakui harga kedelai di pasaran merangkak naik sejak sepekan lalu.
Menurutnya, kenaikan sangat terasa pada kedelai lokal. Pasalnya, konsumennya tidak hanya pedagang tahu dan tempe akan tetapi juga para petani yang mencari benih untuk persiapan masa tanam kedelai di musim kemarau mendatang.
"Kenaikan harga kedelai sudah kami antisipasi sejak sebulan lalu. Kami sudah menyimpan stok cukup banyak karena saat harga naik dan barang langka kami tetap bisa berjualan. Ini bukan menimbun, tetapi kami menjualnya rata-rata 5 sak per hari," paparnya.
Dikutip : SuryaOnline
PONOROGO
- Harga komoditas kedelai di sejumlah pasar tradisional di Ponorogo
merangkak naik Rp 1.100 per kilogram. Kenaikan selama sepekan itu,
terjadi teruma untuk kedelai lokal.
Diduga, kenaikan itu disebabkan semakin banyaknya permintaan pasar. Sedangkan panen kedelai di musim hujan tidak ada kenaikan lantaran petani hampir secara keseluruhan menanam pagi.
Kenaikan permintaan itu, karena selama ini kedelai lokal hanya diminati para produsen tempe dan tahu, tetapi kini para petani pun mulai berburu kedelai unggul untuk persiapan musim tanam pada kemarau mendatang.
Kalangan petani tak berani membeli benih secara mendadak karena khawatir harga kedelai akan semakin membubung tinggi menjelang kemarau.
Seorang petani, Mutiah (56), warga Desa Mojopitu, Kecamatan Slahung yang ditemui di Pasar Tradisional Balong, mengatakan, sudah sejak sepekan harga kedelai lokal yang biasanya Rp 7.000 hingga Rp 7.500 per kilogram naik menjadi Rp 8.500 per kilogram.
Kenaikan lebih dari Rp 1.000 itu disebabkan semakin banyaknya permintaan di pasar. Sedangkan harga kedelai impor masih berkisar Rp 8.000 per kilogram.
"Sekarang saja sudah naik seribu lebih, makanya kami sudah membeli benih hari ini khawatir kalau mendadak menjelang musim tanam kedelai harganya semakin naik," terangnya kepada Surya.co.id, Minggu (10/3/2013).
Seorang pedagang kedelai, Tumadi (40), warga Desa/Kecamatan Balong mengakui harga kedelai di pasaran merangkak naik sejak sepekan lalu.
Menurutnya, kenaikan sangat terasa pada kedelai lokal. Pasalnya, konsumennya tidak hanya pedagang tahu dan tempe akan tetapi juga para petani yang mencari benih untuk persiapan masa tanam kedelai di musim kemarau mendatang.
"Kenaikan harga kedelai sudah kami antisipasi sejak sebulan lalu. Kami sudah menyimpan stok cukup banyak karena saat harga naik dan barang langka kami tetap bisa berjualan. Ini bukan menimbun, tetapi kami menjualnya rata-rata 5 sak per hari," paparnya. - See more at: http://surabaya.tribunnews.com/2013/03/10/kedelai-di-pasar-ponorogo-mulai-naik#sthash.Hqffx36D.dpuf
Diduga, kenaikan itu disebabkan semakin banyaknya permintaan pasar. Sedangkan panen kedelai di musim hujan tidak ada kenaikan lantaran petani hampir secara keseluruhan menanam pagi.
Kenaikan permintaan itu, karena selama ini kedelai lokal hanya diminati para produsen tempe dan tahu, tetapi kini para petani pun mulai berburu kedelai unggul untuk persiapan musim tanam pada kemarau mendatang.
Kalangan petani tak berani membeli benih secara mendadak karena khawatir harga kedelai akan semakin membubung tinggi menjelang kemarau.
Seorang petani, Mutiah (56), warga Desa Mojopitu, Kecamatan Slahung yang ditemui di Pasar Tradisional Balong, mengatakan, sudah sejak sepekan harga kedelai lokal yang biasanya Rp 7.000 hingga Rp 7.500 per kilogram naik menjadi Rp 8.500 per kilogram.
Kenaikan lebih dari Rp 1.000 itu disebabkan semakin banyaknya permintaan di pasar. Sedangkan harga kedelai impor masih berkisar Rp 8.000 per kilogram.
"Sekarang saja sudah naik seribu lebih, makanya kami sudah membeli benih hari ini khawatir kalau mendadak menjelang musim tanam kedelai harganya semakin naik," terangnya kepada Surya.co.id, Minggu (10/3/2013).
Seorang pedagang kedelai, Tumadi (40), warga Desa/Kecamatan Balong mengakui harga kedelai di pasaran merangkak naik sejak sepekan lalu.
Menurutnya, kenaikan sangat terasa pada kedelai lokal. Pasalnya, konsumennya tidak hanya pedagang tahu dan tempe akan tetapi juga para petani yang mencari benih untuk persiapan masa tanam kedelai di musim kemarau mendatang.
"Kenaikan harga kedelai sudah kami antisipasi sejak sebulan lalu. Kami sudah menyimpan stok cukup banyak karena saat harga naik dan barang langka kami tetap bisa berjualan. Ini bukan menimbun, tetapi kami menjualnya rata-rata 5 sak per hari," paparnya. - See more at: http://surabaya.tribunnews.com/2013/03/10/kedelai-di-pasar-ponorogo-mulai-naik#sthash.Hqffx36D.dpuf
PONOROGO
- Harga komoditas kedelai di sejumlah pasar tradisional di Ponorogo
merangkak naik Rp 1.100 per kilogram. Kenaikan selama sepekan itu,
terjadi teruma untuk kedelai lokal.
Diduga, kenaikan itu disebabkan semakin banyaknya permintaan pasar. Sedangkan panen kedelai di musim hujan tidak ada kenaikan lantaran petani hampir secara keseluruhan menanam pagi.
Kenaikan permintaan itu, karena selama ini kedelai lokal hanya diminati para produsen tempe dan tahu, tetapi kini para petani pun mulai berburu kedelai unggul untuk persiapan musim tanam pada kemarau mendatang.
Kalangan petani tak berani membeli benih secara mendadak karena khawatir harga kedelai akan semakin membubung tinggi menjelang kemarau.
Seorang petani, Mutiah (56), warga Desa Mojopitu, Kecamatan Slahung yang ditemui di Pasar Tradisional Balong, mengatakan, sudah sejak sepekan harga kedelai lokal yang biasanya Rp 7.000 hingga Rp 7.500 per kilogram naik menjadi Rp 8.500 per kilogram.
Kenaikan lebih dari Rp 1.000 itu disebabkan semakin banyaknya permintaan di pasar. Sedangkan harga kedelai impor masih berkisar Rp 8.000 per kilogram.
"Sekarang saja sudah naik seribu lebih, makanya kami sudah membeli benih hari ini khawatir kalau mendadak menjelang musim tanam kedelai harganya semakin naik," terangnya kepada Surya.co.id, Minggu (10/3/2013).
Seorang pedagang kedelai, Tumadi (40), warga Desa/Kecamatan Balong mengakui harga kedelai di pasaran merangkak naik sejak sepekan lalu.
Menurutnya, kenaikan sangat terasa pada kedelai lokal. Pasalnya, konsumennya tidak hanya pedagang tahu dan tempe akan tetapi juga para petani yang mencari benih untuk persiapan masa tanam kedelai di musim kemarau mendatang.
"Kenaikan harga kedelai sudah kami antisipasi sejak sebulan lalu. Kami sudah menyimpan stok cukup banyak karena saat harga naik dan barang langka kami tetap bisa berjualan. Ini bukan menimbun, tetapi kami menjualnya rata-rata 5 sak per hari," paparnya. - See more at: http://surabaya.tribunnews.com/2013/03/10/kedelai-di-pasar-ponorogo-mulai-naik#sthash.Hqffx36D.dpuf
Diduga, kenaikan itu disebabkan semakin banyaknya permintaan pasar. Sedangkan panen kedelai di musim hujan tidak ada kenaikan lantaran petani hampir secara keseluruhan menanam pagi.
Kenaikan permintaan itu, karena selama ini kedelai lokal hanya diminati para produsen tempe dan tahu, tetapi kini para petani pun mulai berburu kedelai unggul untuk persiapan musim tanam pada kemarau mendatang.
Kalangan petani tak berani membeli benih secara mendadak karena khawatir harga kedelai akan semakin membubung tinggi menjelang kemarau.
Seorang petani, Mutiah (56), warga Desa Mojopitu, Kecamatan Slahung yang ditemui di Pasar Tradisional Balong, mengatakan, sudah sejak sepekan harga kedelai lokal yang biasanya Rp 7.000 hingga Rp 7.500 per kilogram naik menjadi Rp 8.500 per kilogram.
Kenaikan lebih dari Rp 1.000 itu disebabkan semakin banyaknya permintaan di pasar. Sedangkan harga kedelai impor masih berkisar Rp 8.000 per kilogram.
"Sekarang saja sudah naik seribu lebih, makanya kami sudah membeli benih hari ini khawatir kalau mendadak menjelang musim tanam kedelai harganya semakin naik," terangnya kepada Surya.co.id, Minggu (10/3/2013).
Seorang pedagang kedelai, Tumadi (40), warga Desa/Kecamatan Balong mengakui harga kedelai di pasaran merangkak naik sejak sepekan lalu.
Menurutnya, kenaikan sangat terasa pada kedelai lokal. Pasalnya, konsumennya tidak hanya pedagang tahu dan tempe akan tetapi juga para petani yang mencari benih untuk persiapan masa tanam kedelai di musim kemarau mendatang.
"Kenaikan harga kedelai sudah kami antisipasi sejak sebulan lalu. Kami sudah menyimpan stok cukup banyak karena saat harga naik dan barang langka kami tetap bisa berjualan. Ini bukan menimbun, tetapi kami menjualnya rata-rata 5 sak per hari," paparnya. - See more at: http://surabaya.tribunnews.com/2013/03/10/kedelai-di-pasar-ponorogo-mulai-naik#sthash.Hqffx36D.dpuf
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :
Dikirim oleh Lintas_Daerah
pada 04.47.
dan Dikategorikan pada
Ekonomi,
News,
Pasar,
Perekonomian,
Perkebunan,
Ponorogo,
Utama
.
Kamu dapat meninggalkan komentar atau pesan terkait berita / artikel diatas