Pecel Ponorogo Firdaus: Benar-benar maknyus
Dikirim oleh Roedy
Kuliner,
Ponorogo,
Utama
05.07
Ingin sarapan nikmat dan sehat? Nasi pecel bisa menjadi pilihan menu
makan pagi Anda. Tinggal pilih saja, ada pecel madiun, pecel malang,
pecel ngawi, pecel kudus, pecel jepara, dan tak ketinggalan pecel
ponorogo. Ya, beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadikan
nasi pecel sebagai kuliner khas mereka.
Tentu saja, Anda tak harus bertandang ke Ponorogo untuk sekadar
menikmati nasi pecel ponorogo untuk mengisi perut di pagi hari. Bagi
yang tinggal di Jakarta khususnya Jakarta Timur, dan sekitarnya, Anda
bisa mengunjungi warung Nasi Pecel Ponorogo Firdaus.
Kedai yang didirikan oleh Heri Setiarso ini terletak di daerah
Cijantung, Jakarta Timur. Dijamin tidak susah untuk menemukan Nasi Pecel
Ponorogo Firdaus ini. Sebab, kedai ini berada persis di depan Mal Graha
Cijantung. Tepatnya, di salah satu kios di belakang Klinik Elyna di
Jalan Jati II.
Warung makan yang buka mulai jam setengah tujuh pagi ini jauh dari
kesan mewah. Sangat biasa dan sederhana. Menempati kios berukuran
sekitar 2 meter x 3 meter, kedai yang berdiri sejak tahun 2000 ini
menyediakan empat meja besar dengan kursi plastik yang diletakkan di
teras kios. Kedai ini sanggup menampung pengunjung sekitar 40 orang.
Meski sederhana, bukan berarti kedai ini tak sanggup menyedot
pengunjung. Saban hari, Nasi Pecel Ponorogo Firdaus selalu ramai
pembeli. Di akhir pekan, pengunjung yang datang kadang harus rela antre
dan berdiri untuk mendapat seporsi nasi pecel ponorogo.
Heri mengaku, setiap hari bisa menjual sekitar 160 porsi nasi pecel
ponorogo. Pada akhir pekan atau hari libur, jumlahnya meningkat dua kali
lipat dan ludes dalam waktu singkat. Sekitar pukul sembilan atau dua
setengah jam setelah kedai buka, nasi pecel biasanya sudah ludes. Jadi,
“Kalau datang selepas jam sembilan, biasanya pengunjung bakal kecewa,”
ujar pria asli Kota Reog ini.
Nasi pecel ponorogo menjadi satu-satunya menu yang Heri tawarkan.
Nah, segera saja pesan nasi pecel setelah sampai di kedai ini. Dalam
waktu yang singkat, seporsi nasi pecel ponorogo bakal tersaji di depan
Anda. Sepintas, tak ada yang istimewa dari sepiring nasi pecel ini. Cuma
sepiring nasi pecel beralaskan daun pisang.
Sambal menonjok lidah
Namun, jangan terburu membikin kesimpulan. Biarkan lidah Anda yang
memberikan penilaian. Cobalah sesuap nasi pecel itu. Begitu sampai di
lidah, rasa gurih bercampur manis dengan rasa pedas yang dominan akan
segera menjalar. Perpaduan rasa itu menghasilkan kenikmatan yang bakal
membikin lidah Anda ketagihan.
Memang, menurut Heri, nasi pecel khas Ponorogo terkenal dengan rasa
pedas yang menonjok lidah. Berbeda dengan nasi pecel daerah lain yang
lebih dominan rasa manis. Meski begitu, dia sebenarnya sudah mengurangi
kadar rasa pedas pada nasi pecel ponorogonya. “Sebagian pengunjung masih
merasa kepedasan tapi mereka tetap suka,” katanya.
Sebetulnya, Heri menuturkan, tak ada resep rahasia pada sambal pecel
racikan istrinya, Annisa Firdaus. Seperti sambal pecel lainnya, hanya
terbuat dari kacang tanah yang digiling dan dicampur cabai.
Sayuran pada nasi pecel itu sebenarnya juga tak jauh beda dengan nasi
pecel lainnya. Ada kacang panjang, kecipir, daun kenikir, taoge, dan
petai cina alias biji lamtoro. Hanya saja, kualitas sayuran tersebut
memang tampak terjaga.
Satu lagi yang menggugah selera adalah nasi yang hangat. Heri
menyimpan nasi tersebut dalam sebuah panci kukus besar yang diletakkan
di atas tungku arang. Dengan begitu, nasi selalu hangat saat disajikan.
Porsi nasi pun tak terlalu banyak dan tak terlalu sedikit. Jadi, pas
buat sarapan.
Oh, iya, tak afdal rasanya jika menyantap nasi pecel tanpa teman.
Anda tak perlu khawatir soal itu. Ada berbagai lauk yang bisa Anda
jadikan teman nasi pecel Anda. Dari aneka gorengan, seperti tempe dan
bakwan, baceman, hingga berbagai lauk dari bahan jeroan sapi semisal
babat, paru, ataupun limpa. Makan pun jadi serasa lebih istimewa dan
nikmat.
Untuk menikmati seporsi nasi pecel ponorogo di kedai ini, Anda cuma
perlu merogoh kocek Rp 6.000. Harga gorengan cuma Rp 1.000. Sedangkan
lauk baceman seharga Rp 2.000, serta Rp 6.000 untuk lauk jeroan.
Sayang seribu sayang, Nasi Pecel Ponorogo Firdaus tak menyediakan
rempeyek yang biasa jadi teman akrab menyantap nasi pecel. Heri
menjelaskan, mulanya ia menyediakan rempeyek bikinan orang lain. Namun,
rasa rempeyek kiriman mitranya itu makin lama makin tidak enak.
Sementara, kalau mau bikin sendiri, terlalu ribet dan butuh waktu yang
lama. “Sebagai gantinya, saya sediakan kerupuk,” kata Heri.
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :

Dikirim oleh Roedy
pada 05.07.
dan Dikategorikan pada
Kuliner,
Ponorogo,
Utama
.
Kamu dapat meninggalkan komentar atau pesan terkait berita / artikel diatas