Pecel Ponorogo Firdaus: Benar-benar maknyus

Ingin sarapan nikmat dan sehat? Nasi pecel bisa menjadi pilihan menu makan pagi Anda. Tinggal pilih saja, ada pecel madiun, pecel malang, pecel ngawi, pecel kudus, pecel jepara, dan tak ketinggalan pecel ponorogo. Ya, beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadikan nasi pecel sebagai kuliner khas mereka.

Tentu saja, Anda tak harus bertandang ke Ponorogo untuk sekadar menikmati nasi pecel ponorogo untuk mengisi perut di pagi hari. Bagi yang tinggal di Jakarta khususnya Jakarta Timur, dan sekitarnya, Anda bisa mengunjungi warung Nasi Pecel Ponorogo Firdaus.

Kedai yang didirikan oleh Heri Setiarso ini terletak di daerah Cijantung, Jakarta Timur. Dijamin tidak susah untuk menemukan Nasi Pecel Ponorogo Firdaus ini. Sebab, kedai ini berada persis di depan Mal Graha Cijantung. Tepatnya, di salah satu kios di belakang Klinik Elyna di Jalan Jati II.

Warung makan yang buka mulai jam setengah tujuh pagi ini jauh dari kesan mewah. Sangat biasa dan sederhana. Menempati kios berukuran sekitar 2 meter x 3 meter, kedai yang berdiri sejak tahun 2000 ini menyediakan empat meja besar dengan kursi plastik yang diletakkan di teras kios. Kedai ini sanggup menampung pengunjung sekitar 40 orang.

Meski sederhana, bukan berarti kedai ini tak sanggup menyedot pengunjung. Saban hari, Nasi Pecel Ponorogo Firdaus selalu ramai pembeli. Di akhir pekan, pengunjung yang datang kadang harus rela antre dan berdiri untuk mendapat seporsi nasi pecel ponorogo.

Heri mengaku, setiap hari bisa menjual sekitar 160 porsi nasi pecel ponorogo. Pada akhir pekan atau hari libur, jumlahnya meningkat dua kali lipat dan ludes dalam waktu singkat. Sekitar pukul sembilan atau dua setengah jam setelah kedai buka, nasi pecel biasanya sudah ludes. Jadi, “Kalau datang selepas jam sembilan, biasanya pengunjung bakal kecewa,” ujar pria asli Kota Reog ini.

Nasi pecel ponorogo menjadi satu-satunya menu yang Heri tawarkan. Nah, segera saja pesan nasi pecel setelah sampai di kedai ini. Dalam waktu yang singkat, seporsi nasi pecel ponorogo bakal tersaji di depan Anda. Sepintas, tak ada yang istimewa dari sepiring nasi pecel ini. Cuma sepiring nasi pecel beralaskan daun pisang.

Sambal menonjok lidah

Namun, jangan terburu membikin kesimpulan. Biarkan lidah Anda yang memberikan penilaian. Cobalah sesuap nasi pecel itu. Begitu sampai di lidah, rasa gurih bercampur manis dengan rasa pedas yang dominan akan segera menjalar. Perpaduan rasa itu menghasilkan kenikmatan yang bakal membikin lidah Anda ketagihan.

Memang, menurut Heri, nasi pecel khas Ponorogo terkenal dengan rasa pedas yang menonjok lidah. Berbeda dengan nasi pecel daerah lain yang lebih dominan rasa manis. Meski begitu, dia sebenarnya sudah mengurangi kadar rasa pedas pada nasi pecel ponorogonya. “Sebagian pengunjung masih merasa kepedasan tapi mereka tetap suka,” katanya.

Sebetulnya, Heri menuturkan, tak ada resep rahasia pada sambal pecel racikan istrinya, Annisa Firdaus. Seperti sambal pecel lainnya, hanya terbuat dari kacang tanah yang digiling dan dicampur cabai.
Sayuran pada nasi pecel itu sebenarnya juga tak jauh beda dengan nasi pecel lainnya. Ada kacang panjang, kecipir, daun kenikir, taoge, dan petai cina alias biji lamtoro. Hanya saja, kualitas sayuran tersebut memang tampak terjaga.

Satu lagi yang menggugah selera adalah nasi yang hangat. Heri menyimpan nasi tersebut dalam sebuah panci kukus besar yang diletakkan di atas tungku arang. Dengan begitu, nasi selalu hangat saat disajikan. Porsi nasi pun tak terlalu banyak dan tak terlalu sedikit. Jadi, pas buat sarapan.

Oh, iya, tak afdal rasanya jika menyantap nasi pecel tanpa teman. Anda tak perlu khawatir soal itu. Ada berbagai lauk yang bisa Anda jadikan teman nasi pecel Anda. Dari aneka gorengan, seperti tempe dan bakwan, baceman, hingga berbagai lauk dari bahan jeroan sapi semisal babat, paru, ataupun limpa. Makan pun jadi serasa lebih istimewa dan nikmat.

Untuk menikmati seporsi nasi pecel ponorogo di kedai ini, Anda cuma perlu merogoh kocek Rp 6.000. Harga gorengan cuma Rp 1.000. Sedangkan lauk baceman seharga Rp 2.000, serta Rp 6.000 untuk lauk jeroan.

Sayang seribu sayang, Nasi Pecel Ponorogo Firdaus tak menyediakan rempeyek yang biasa jadi teman akrab menyantap nasi pecel. Heri menjelaskan, mulanya ia menyediakan rempeyek bikinan orang lain. Namun, rasa rempeyek kiriman mitranya itu makin lama makin tidak enak. Sementara, kalau mau bikin sendiri, terlalu ribet dan butuh waktu yang lama. “Sebagai gantinya, saya sediakan kerupuk,” kata Heri.

Sumber : Kontan.co.id

JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :



Dikirim oleh Roedy pada 05.07. dan Dikategorikan pada , , . Kamu dapat meninggalkan komentar atau pesan terkait berita / artikel diatas

PENGUNJUNG ONLINE


Bagi temen-temen yang ingin berpartisipasi dalam mengisi blog ini caranya gampang, tinggal kirim Datadiri Anda ke lintas@ymail.com.

Bagi temen - temen yang menginginkan wilayahnya mempunyai blog tersendiri, kami akan membuatkan blog sesuai nama daerah temen tinggal, asal temen - temen bersedia untuk mengisi blog yang temen minta.

Setiap Kontribusi akan sangat bermanfaat bagi kemajuan daerah kita, termasuk generasi saat ini dan yang akan datang.

Bila tulisan yang di kirim mengambil dari sumber lain, Jangan lupa sebutkan sumber tulisan secara lengkap berikut link asal tulisan tersebut.

Tulisan tidak berbau sara, hasutan, mengadu domba, maupun ponografi. Seluruh isi tulisan menjadi tanggung jawab sepenuhnya pengirim. blog ini hanya sebagai sarana untuk menyebarkan isi tulisan.

2010 Lintas PONOROGO. All Rights Reserved. - Designed by Lintas ponorogo