Dinas Pengairan Diam, Petani Ponorogo Urunan Rp17 Juta Keruk Sungai


PONOROGO - Puluhan petani asal Kelurahan Purbosuman dan Desa/Kecamatan Siman,  Kabupaten Ponorogo terpaksa menggalang dana secara urunan minimal  Rp 700.000  per kelompok tani. Dana yang terkumpul mencapai Rp17 juta  ini, digunakan untuk mengeruk sungai yang mengalami pendangkalan di  sekitar dua desa itu.

Pasalnya, selama ini mengajukan anggaran  pengerukan ke Bidang Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pemkab  Ponorogo tak pernah digubris.

Padahal, pendangkalan anak sungai  Dam Jeruksing itu, seringkali memicu banjir saat hujan karena air meluap  ke jalan dan pemukiman warga. Selain itu, kerapkali memicu air tidak  sampai lahan pertanian seluas 160 hektar di kedua desa itu. Hal ini  disebabkan endapan lumpur sungai itu sudah menggunung hampir menyamai  dasar jalan yang ada di samping kanan dan kiri sungai itu.

Untuk  mengeruk sungai sepanjang 1,5 kilometer ini, petani menggunakan sebuah alat berat (beko) dan 3 truk yang semuanya disewa menggunakan uang hasil urunan itu.

Ketua Kelompok Tani Subur, Desa Siman, Winanto (40) yang berada di lokasi pengerukan mengatakan jika sudah 2 tahun terakhir  tak bisa mengairi ratusan hektar lahan pertanian.

Hal ini  disebabkan sungai yang ada di pinggir jalan raya Ponorogo - Jabung itu  mengalami pendangkalan. Pihaknya mengaku sudah melaporkan dan mengajukan  proposal berkali-kali untuk melaksanakan pengerukan. Akan tetapi tak  pernah digubris Bidang Sumber Daya Air, Dinas PU Pemkab Ponorogo.

"Pengerukan  seperti ini memang tanggung jawab Dinas PU, tetapi kami rela swadaya  agar petani bisa menggarap lahan untuk makan dan setiap hujan bisa  nyaman karena tidak terjadi banjir karena luapan sungai ini," terangnya  kepada Surya, Rabu (6/3/2013).

Hal senada disampaikan Ketua  Kelompok Tani Purba, Kelurahan Purbosuman, Ruslan. Ruslan mengaku sudah  geram dengan kebijakan Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Pemkab  Ponorogo.

Ini menyusul, setiap usulan warga dan petani tidak  pernah digubris. Oleh karenanya, pihaknya terpaksa menggerakkan Gabungan  Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Siman dan Kelurahan Purbosuman untuk  melaksanakan pengerukan itu.

"Sudah 2 tahun usulan tak disetujui.  Padahal 160 hektar sawah dari dua desa kami tidak bisa memanfaatkan air  dari Dam Jeruksing ini. Setiap turun hujan pemukiman warga selalu  kebanjiran karena sungai meluap. Kami sewa satu unit mesin keruk, dan  tiga truk untuk angkut material lumpur ini," paparnya.

Ruslan  yang juga sebagai Ketua Forum Tani Ponorogo ini mengaku jika pengerukan  ini swadaya murni petani di dua desa. Setelah  dua Gapoktan kompak,  akhirnya sewa alat berat senilai Rp17 juta untuk 3 hari proses  pengerukan.

"Karena pengairan tutup mata, maka kami urunan Rp700.000 per kelompok tani dari 8 kelompok gapoktan Purbosuman dan  sejumlah gapoktan dari Desa Siman. Petani dan warga sudah tak mau  menunggu rencana pemerintah yang molor-molor," tegasnya.

Sementara  Kasi Pengairan Bidang Sumber Daya Air (SDA), Dinas Pekerjaan Umum (PU)  Kabupaten Ponorogo, Murdianto menegaskan jika rencana pengerukan di  sungai selatan Dam Jeruksing sudah diusulkan ke APBD Tahun 2013 ini.  Akan tetapi, dalam prakteknya, anggarannya masih kalah dengan kegiatan  lainnya.

"Sebetulnya kami sudah mengusulkan ke APBD, akan tetapi  masih kalah dengan program yang lainnya," tandasnya lewat ponsel.

Dikutip : Jatimnews.com

JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :



Dikirim oleh Lintas Madiun pada 07.20. dan Dikategorikan pada , , , , , . Kamu dapat meninggalkan komentar atau pesan terkait berita / artikel diatas

PENGUNJUNG ONLINE


Bagi temen-temen yang ingin berpartisipasi dalam mengisi blog ini caranya gampang, tinggal kirim Datadiri Anda ke lintas@ymail.com.

Bagi temen - temen yang menginginkan wilayahnya mempunyai blog tersendiri, kami akan membuatkan blog sesuai nama daerah temen tinggal, asal temen - temen bersedia untuk mengisi blog yang temen minta.

Setiap Kontribusi akan sangat bermanfaat bagi kemajuan daerah kita, termasuk generasi saat ini dan yang akan datang.

Bila tulisan yang di kirim mengambil dari sumber lain, Jangan lupa sebutkan sumber tulisan secara lengkap berikut link asal tulisan tersebut.

Tulisan tidak berbau sara, hasutan, mengadu domba, maupun ponografi. Seluruh isi tulisan menjadi tanggung jawab sepenuhnya pengirim. blog ini hanya sebagai sarana untuk menyebarkan isi tulisan.

2010 Lintas PONOROGO. All Rights Reserved. - Designed by Lintas ponorogo