Lima Tanggul dan Jalan Desa Ambruk Diterjang Banjir
Brambang, News, Penduduk, Peristiwa, Slahung, Utama 06.34
PONOROGO - Sebanyak 5 tanggul sungai dan jalan yang melintas di Dusun
Brambang, Desa Duri, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, ambrol diterjang banjir.
Diduga, ambrolnya bangunan pelindung jalan dan pelindung tanah agar tidak terjadi abrasi ini disebabkan karena buruknya kualitas bangunan. Selain itu disebabkan tak segera diperbaikinya, sejumlah titik awal ambrolnya bangunan plengsengan itu. Sehingga ambrolnya plengsengan akan semakin meluas dan memanjang.
warga sekitar tidak hanya takut banjir yang disebabkan karena sungai Duri tidak ada plengsengannya karena hancur diterjang banjir, akan tetapi juga mengeluhkan jalan desa yang memiliki lebar sepanjang 4 meter, kini hanya tinggal 1 meter. Akibatnya, kendaraan roda 4 tidak bisa melintasi jalan desa menuju Desa Janti dan Ngiloilo itu.
Keempat titik tanggul yang ambrol di jalan desa itu, pertama tanggul ambrol sepanjang 100 meter dengan ketinggian 5 meter, kedua ambrol sepanjang 150 meter dengan ketinggian 5 meter, ketiga panjang 70 meter dengan ketinggian tanggul 4 meter dan keempat tanggul ambrol sepanjang 50 meter dan tinggi 4 meter.
Keempat titik tanggul ambrol tersebut berada di tepian sungai Duri yang merupakan aliran dari Sungai Desa Ngiloilo. Sedang titik terakhir adalah proyek tanggul aliran sungai Duri yang baru dibangun Agustus 2012 sepanjang 100 meter dengan nilai Rp 100 juta, juga sudah porakporanda menyisakan 25 meter.
Salah seorang warga Dusun Brambang, Desa Duri, Wagiran (49) mengatakan jika hancurnya tanggul di tepi jalan Desa Duri karena diterjang banjir bandang.
Menurutnya, awalnya hanya satu titik, akan tapi karena hampir setiap hari banjir, akhirnya kerusakan semakin bertambah memanjang hingga mencapai 4 titik tersebar di sepanjang tanggul.
"Awalnya hanya satu titik di timur, karena terus diguyur hujan lebat dan banjir akhirnya ambrolnya bertambah. Bahkan jalan Desa Duri sudah tidak bisa dilewati kendaraan roda empat.
Dari semua fasilitas tanggul yang ambrol di 5 titik kalau ditotal biaya perbaikannya sekitar Rp 900 juta lebih," terangnya kepada Surya, Kamis (7/3/2013).
Hal senada disampaikan Kepala Dusun (Kasun) Brambang, Suhud (45). Menurutnya, selain empat titik tanggul jalan poros yang porakporanda di sapu banjir, ada satu titik tanggul Sungai Duri yang berada di barat jembatan Duri.
Tanggul sepanjang 100 meter dengan ketinggian mulai 1,5 hingga 2 meter tersebut hanya menyisakan sekitar 25 meter yang masih kokoh berdiri.
"Awalnya bangunan tanggul untuk meluruskan sungai agar jembatan yang melintang di atas sungai aman tetapi sekarang tanggulnya ambrol diikuti sayap jembatan yang sebelah barat bagian selatan habis ikut ambrol," tandasnya.
Dikutip : SuryaOnline
Diduga, ambrolnya bangunan pelindung jalan dan pelindung tanah agar tidak terjadi abrasi ini disebabkan karena buruknya kualitas bangunan. Selain itu disebabkan tak segera diperbaikinya, sejumlah titik awal ambrolnya bangunan plengsengan itu. Sehingga ambrolnya plengsengan akan semakin meluas dan memanjang.
warga sekitar tidak hanya takut banjir yang disebabkan karena sungai Duri tidak ada plengsengannya karena hancur diterjang banjir, akan tetapi juga mengeluhkan jalan desa yang memiliki lebar sepanjang 4 meter, kini hanya tinggal 1 meter. Akibatnya, kendaraan roda 4 tidak bisa melintasi jalan desa menuju Desa Janti dan Ngiloilo itu.
Keempat titik tanggul yang ambrol di jalan desa itu, pertama tanggul ambrol sepanjang 100 meter dengan ketinggian 5 meter, kedua ambrol sepanjang 150 meter dengan ketinggian 5 meter, ketiga panjang 70 meter dengan ketinggian tanggul 4 meter dan keempat tanggul ambrol sepanjang 50 meter dan tinggi 4 meter.
Keempat titik tanggul ambrol tersebut berada di tepian sungai Duri yang merupakan aliran dari Sungai Desa Ngiloilo. Sedang titik terakhir adalah proyek tanggul aliran sungai Duri yang baru dibangun Agustus 2012 sepanjang 100 meter dengan nilai Rp 100 juta, juga sudah porakporanda menyisakan 25 meter.
Salah seorang warga Dusun Brambang, Desa Duri, Wagiran (49) mengatakan jika hancurnya tanggul di tepi jalan Desa Duri karena diterjang banjir bandang.
Menurutnya, awalnya hanya satu titik, akan tapi karena hampir setiap hari banjir, akhirnya kerusakan semakin bertambah memanjang hingga mencapai 4 titik tersebar di sepanjang tanggul.
"Awalnya hanya satu titik di timur, karena terus diguyur hujan lebat dan banjir akhirnya ambrolnya bertambah. Bahkan jalan Desa Duri sudah tidak bisa dilewati kendaraan roda empat.
Dari semua fasilitas tanggul yang ambrol di 5 titik kalau ditotal biaya perbaikannya sekitar Rp 900 juta lebih," terangnya kepada Surya, Kamis (7/3/2013).
Hal senada disampaikan Kepala Dusun (Kasun) Brambang, Suhud (45). Menurutnya, selain empat titik tanggul jalan poros yang porakporanda di sapu banjir, ada satu titik tanggul Sungai Duri yang berada di barat jembatan Duri.
Tanggul sepanjang 100 meter dengan ketinggian mulai 1,5 hingga 2 meter tersebut hanya menyisakan sekitar 25 meter yang masih kokoh berdiri.
"Awalnya bangunan tanggul untuk meluruskan sungai agar jembatan yang melintang di atas sungai aman tetapi sekarang tanggulnya ambrol diikuti sayap jembatan yang sebelah barat bagian selatan habis ikut ambrol," tandasnya.
Dikutip : SuryaOnline
PONOROGO
- Sebanyak 5 tanggul sungai dan jalan yang melintas di Dusun Brambang,
Desa Duri, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, ambrol diterjang
banjir.
Diduga, ambrolnya bangunan pelindung jalan dan pelindung tanah agar tidak terjadi abrasi ini disebabkan karena buruknya kualitas bangunan. Selain itu disebabkan tak segera diperbaikinya, sejumlah titik awal ambrolnya bangunan plengsengan itu. Sehingga ambrolnya plengsengan akan semakin meluas dan memanjang.
warga sekitar tidak hanya takut banjir yang disebabkan karena sungai Duri tidak ada plengsengannya karena hancur diterjang banjir, akan tetapi juga mengeluhkan jalan desa yang memiliki lebar sepanjang 4 meter, kini hanya tinggal 1 meter. Akibatnya, kendaraan roda 4 tidak bisa melintasi jalan desa menuju Desa Janti dan Ngiloilo itu.
Keempat titik tanggul yang ambrol di jalan desa itu, pertama tanggul ambrol sepanjang 100 meter dengan ketinggian 5 meter, kedua ambrol sepanjang 150 meter dengan ketinggian 5 meter, ketiga panjang 70 meter dengan ketinggian tanggul 4 meter dan keempat tanggul ambrol sepanjang 50 meter dan tinggi 4 meter.
Keempat titik tanggul ambrol tersebut berada di tepian sungai Duri yang merupakan aliran dari Sungai Desa Ngiloilo. Sedang titik terakhir adalah proyek tanggul aliran sungai Duri yang baru dibangun Agustus 2012 sepanjang 100 meter dengan nilai Rp 100 juta, juga sudah porakporanda menyisakan 25 meter.
Salah seorang warga Dusun Brambang, Desa Duri, Wagiran (49) mengatakan jika hancurnya tanggul di tepi jalan Desa Duri karena diterjang banjir bandang.
Menurutnya, awalnya hanya satu titik, akan tapi karena hampir setiap hari banjir, akhirnya kerusakan semakin bertambah memanjang hingga mencapai 4 titik tersebar di sepanjang tanggul.
"Awalnya hanya satu titik di timur, karena terus diguyur hujan lebat dan banjir akhirnya ambrolnya bertambah. Bahkan jalan Desa Duri sudah tidak bisa dilewati kendaraan roda empat.
Dari semua fasilitas tanggul yang ambrol di 5 titik kalau ditotal biaya perbaikannya sekitar Rp 900 juta lebih," terangnya kepada Surya, Kamis (7/3/2013).
Hal senada disampaikan Kepala Dusun (Kasun) Brambang, Suhud (45). Menurutnya, selain empat titik tanggul jalan poros yang porakporanda di sapu banjir, ada satu titik tanggul Sungai Duri yang berada di barat jembatan Duri.
Tanggul sepanjang 100 meter dengan ketinggian mulai 1,5 hingga 2 meter tersebut hanya menyisakan sekitar 25 meter yang masih kokoh berdiri.
"Awalnya bangunan tanggul untuk meluruskan sungai agar jembatan yang melintang di atas sungai aman tetapi sekarang tanggulnya ambrol diikuti sayap jembatan yang sebelah barat bagian selatan habis ikut ambrol," tandasnya. - See more at: http://surabaya.tribunnews.com/2013/03/07/lima-tanggul-dan-jalan-desa-ambrol-diterjang-banjir#sthash.WoLHx6nm.dpuf
Diduga, ambrolnya bangunan pelindung jalan dan pelindung tanah agar tidak terjadi abrasi ini disebabkan karena buruknya kualitas bangunan. Selain itu disebabkan tak segera diperbaikinya, sejumlah titik awal ambrolnya bangunan plengsengan itu. Sehingga ambrolnya plengsengan akan semakin meluas dan memanjang.
warga sekitar tidak hanya takut banjir yang disebabkan karena sungai Duri tidak ada plengsengannya karena hancur diterjang banjir, akan tetapi juga mengeluhkan jalan desa yang memiliki lebar sepanjang 4 meter, kini hanya tinggal 1 meter. Akibatnya, kendaraan roda 4 tidak bisa melintasi jalan desa menuju Desa Janti dan Ngiloilo itu.
Keempat titik tanggul yang ambrol di jalan desa itu, pertama tanggul ambrol sepanjang 100 meter dengan ketinggian 5 meter, kedua ambrol sepanjang 150 meter dengan ketinggian 5 meter, ketiga panjang 70 meter dengan ketinggian tanggul 4 meter dan keempat tanggul ambrol sepanjang 50 meter dan tinggi 4 meter.
Keempat titik tanggul ambrol tersebut berada di tepian sungai Duri yang merupakan aliran dari Sungai Desa Ngiloilo. Sedang titik terakhir adalah proyek tanggul aliran sungai Duri yang baru dibangun Agustus 2012 sepanjang 100 meter dengan nilai Rp 100 juta, juga sudah porakporanda menyisakan 25 meter.
Salah seorang warga Dusun Brambang, Desa Duri, Wagiran (49) mengatakan jika hancurnya tanggul di tepi jalan Desa Duri karena diterjang banjir bandang.
Menurutnya, awalnya hanya satu titik, akan tapi karena hampir setiap hari banjir, akhirnya kerusakan semakin bertambah memanjang hingga mencapai 4 titik tersebar di sepanjang tanggul.
"Awalnya hanya satu titik di timur, karena terus diguyur hujan lebat dan banjir akhirnya ambrolnya bertambah. Bahkan jalan Desa Duri sudah tidak bisa dilewati kendaraan roda empat.
Dari semua fasilitas tanggul yang ambrol di 5 titik kalau ditotal biaya perbaikannya sekitar Rp 900 juta lebih," terangnya kepada Surya, Kamis (7/3/2013).
Hal senada disampaikan Kepala Dusun (Kasun) Brambang, Suhud (45). Menurutnya, selain empat titik tanggul jalan poros yang porakporanda di sapu banjir, ada satu titik tanggul Sungai Duri yang berada di barat jembatan Duri.
Tanggul sepanjang 100 meter dengan ketinggian mulai 1,5 hingga 2 meter tersebut hanya menyisakan sekitar 25 meter yang masih kokoh berdiri.
"Awalnya bangunan tanggul untuk meluruskan sungai agar jembatan yang melintang di atas sungai aman tetapi sekarang tanggulnya ambrol diikuti sayap jembatan yang sebelah barat bagian selatan habis ikut ambrol," tandasnya. - See more at: http://surabaya.tribunnews.com/2013/03/07/lima-tanggul-dan-jalan-desa-ambrol-diterjang-banjir#sthash.WoLHx6nm.dpuf
PONOROGO
- Sebanyak 5 tanggul sungai dan jalan yang melintas di Dusun Brambang,
Desa Duri, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, ambrol diterjang
banjir.
Diduga, ambrolnya bangunan pelindung jalan dan pelindung tanah agar tidak terjadi abrasi ini disebabkan karena buruknya kualitas bangunan. Selain itu disebabkan tak segera diperbaikinya, sejumlah titik awal ambrolnya bangunan plengsengan itu. Sehingga ambrolnya plengsengan akan semakin meluas dan memanjang.
warga sekitar tidak hanya takut banjir yang disebabkan karena sungai Duri tidak ada plengsengannya karena hancur diterjang banjir, akan tetapi juga mengeluhkan jalan desa yang memiliki lebar sepanjang 4 meter, kini hanya tinggal 1 meter. Akibatnya, kendaraan roda 4 tidak bisa melintasi jalan desa menuju Desa Janti dan Ngiloilo itu.
Keempat titik tanggul yang ambrol di jalan desa itu, pertama tanggul ambrol sepanjang 100 meter dengan ketinggian 5 meter, kedua ambrol sepanjang 150 meter dengan ketinggian 5 meter, ketiga panjang 70 meter dengan ketinggian tanggul 4 meter dan keempat tanggul ambrol sepanjang 50 meter dan tinggi 4 meter.
Keempat titik tanggul ambrol tersebut berada di tepian sungai Duri yang merupakan aliran dari Sungai Desa Ngiloilo. Sedang titik terakhir adalah proyek tanggul aliran sungai Duri yang baru dibangun Agustus 2012 sepanjang 100 meter dengan nilai Rp 100 juta, juga sudah porakporanda menyisakan 25 meter.
Salah seorang warga Dusun Brambang, Desa Duri, Wagiran (49) mengatakan jika hancurnya tanggul di tepi jalan Desa Duri karena diterjang banjir bandang.
Menurutnya, awalnya hanya satu titik, akan tapi karena hampir setiap hari banjir, akhirnya kerusakan semakin bertambah memanjang hingga mencapai 4 titik tersebar di sepanjang tanggul.
"Awalnya hanya satu titik di timur, karena terus diguyur hujan lebat dan banjir akhirnya ambrolnya bertambah. Bahkan jalan Desa Duri sudah tidak bisa dilewati kendaraan roda empat.
Dari semua fasilitas tanggul yang ambrol di 5 titik kalau ditotal biaya perbaikannya sekitar Rp 900 juta lebih," terangnya kepada Surya, Kamis (7/3/2013).
Hal senada disampaikan Kepala Dusun (Kasun) Brambang, Suhud (45). Menurutnya, selain empat titik tanggul jalan poros yang porakporanda di sapu banjir, ada satu titik tanggul Sungai Duri yang berada di barat jembatan Duri.
Tanggul sepanjang 100 meter dengan ketinggian mulai 1,5 hingga 2 meter tersebut hanya menyisakan sekitar 25 meter yang masih kokoh berdiri.
"Awalnya bangunan tanggul untuk meluruskan sungai agar jembatan yang melintang di atas sungai aman tetapi sekarang tanggulnya ambrol diikuti sayap jembatan yang sebelah barat bagian selatan habis ikut ambrol," tandasnya. - See more at: http://surabaya.tribunnews.com/2013/03/07/lima-tanggul-dan-jalan-desa-ambrol-diterjang-banjir#sthash.WoLHx6nm.dpuf
Diduga, ambrolnya bangunan pelindung jalan dan pelindung tanah agar tidak terjadi abrasi ini disebabkan karena buruknya kualitas bangunan. Selain itu disebabkan tak segera diperbaikinya, sejumlah titik awal ambrolnya bangunan plengsengan itu. Sehingga ambrolnya plengsengan akan semakin meluas dan memanjang.
warga sekitar tidak hanya takut banjir yang disebabkan karena sungai Duri tidak ada plengsengannya karena hancur diterjang banjir, akan tetapi juga mengeluhkan jalan desa yang memiliki lebar sepanjang 4 meter, kini hanya tinggal 1 meter. Akibatnya, kendaraan roda 4 tidak bisa melintasi jalan desa menuju Desa Janti dan Ngiloilo itu.
Keempat titik tanggul yang ambrol di jalan desa itu, pertama tanggul ambrol sepanjang 100 meter dengan ketinggian 5 meter, kedua ambrol sepanjang 150 meter dengan ketinggian 5 meter, ketiga panjang 70 meter dengan ketinggian tanggul 4 meter dan keempat tanggul ambrol sepanjang 50 meter dan tinggi 4 meter.
Keempat titik tanggul ambrol tersebut berada di tepian sungai Duri yang merupakan aliran dari Sungai Desa Ngiloilo. Sedang titik terakhir adalah proyek tanggul aliran sungai Duri yang baru dibangun Agustus 2012 sepanjang 100 meter dengan nilai Rp 100 juta, juga sudah porakporanda menyisakan 25 meter.
Salah seorang warga Dusun Brambang, Desa Duri, Wagiran (49) mengatakan jika hancurnya tanggul di tepi jalan Desa Duri karena diterjang banjir bandang.
Menurutnya, awalnya hanya satu titik, akan tapi karena hampir setiap hari banjir, akhirnya kerusakan semakin bertambah memanjang hingga mencapai 4 titik tersebar di sepanjang tanggul.
"Awalnya hanya satu titik di timur, karena terus diguyur hujan lebat dan banjir akhirnya ambrolnya bertambah. Bahkan jalan Desa Duri sudah tidak bisa dilewati kendaraan roda empat.
Dari semua fasilitas tanggul yang ambrol di 5 titik kalau ditotal biaya perbaikannya sekitar Rp 900 juta lebih," terangnya kepada Surya, Kamis (7/3/2013).
Hal senada disampaikan Kepala Dusun (Kasun) Brambang, Suhud (45). Menurutnya, selain empat titik tanggul jalan poros yang porakporanda di sapu banjir, ada satu titik tanggul Sungai Duri yang berada di barat jembatan Duri.
Tanggul sepanjang 100 meter dengan ketinggian mulai 1,5 hingga 2 meter tersebut hanya menyisakan sekitar 25 meter yang masih kokoh berdiri.
"Awalnya bangunan tanggul untuk meluruskan sungai agar jembatan yang melintang di atas sungai aman tetapi sekarang tanggulnya ambrol diikuti sayap jembatan yang sebelah barat bagian selatan habis ikut ambrol," tandasnya. - See more at: http://surabaya.tribunnews.com/2013/03/07/lima-tanggul-dan-jalan-desa-ambrol-diterjang-banjir#sthash.WoLHx6nm.dpuf
PONOROGO
- Sebanyak 5 tanggul sungai dan jalan yang melintas di Dusun Brambang,
Desa Duri, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, ambrol diterjang
banjir.
Diduga, ambrolnya bangunan pelindung jalan dan pelindung tanah agar tidak terjadi abrasi ini disebabkan karena buruknya kualitas bangunan. Selain itu disebabkan tak segera diperbaikinya, sejumlah titik awal ambrolnya bangunan plengsengan itu. Sehingga ambrolnya plengsengan akan semakin meluas dan memanjang.
warga sekitar tidak hanya takut banjir yang disebabkan karena sungai Duri tidak ada plengsengannya karena hancur diterjang banjir, akan tetapi juga mengeluhkan jalan desa yang memiliki lebar sepanjang 4 meter, kini hanya tinggal 1 meter. Akibatnya, kendaraan roda 4 tidak bisa melintasi jalan desa menuju Desa Janti dan Ngiloilo itu.
Keempat titik tanggul yang ambrol di jalan desa itu, pertama tanggul ambrol sepanjang 100 meter dengan ketinggian 5 meter, kedua ambrol sepanjang 150 meter dengan ketinggian 5 meter, ketiga panjang 70 meter dengan ketinggian tanggul 4 meter dan keempat tanggul ambrol sepanjang 50 meter dan tinggi 4 meter.
Keempat titik tanggul ambrol tersebut berada di tepian sungai Duri yang merupakan aliran dari Sungai Desa Ngiloilo. Sedang titik terakhir adalah proyek tanggul aliran sungai Duri yang baru dibangun Agustus 2012 sepanjang 100 meter dengan nilai Rp 100 juta, juga sudah porakporanda menyisakan 25 meter.
Salah seorang warga Dusun Brambang, Desa Duri, Wagiran (49) mengatakan jika hancurnya tanggul di tepi jalan Desa Duri karena diterjang banjir bandang.
Menurutnya, awalnya hanya satu titik, akan tapi karena hampir setiap hari banjir, akhirnya kerusakan semakin bertambah memanjang hingga mencapai 4 titik tersebar di sepanjang tanggul.
"Awalnya hanya satu titik di timur, karena terus diguyur hujan lebat dan banjir akhirnya ambrolnya bertambah. Bahkan jalan Desa Duri sudah tidak bisa dilewati kendaraan roda empat.
Dari semua fasilitas tanggul yang ambrol di 5 titik kalau ditotal biaya perbaikannya sekitar Rp 900 juta lebih," terangnya kepada Surya, Kamis (7/3/2013).
Hal senada disampaikan Kepala Dusun (Kasun) Brambang, Suhud (45). Menurutnya, selain empat titik tanggul jalan poros yang porakporanda di sapu banjir, ada satu titik tanggul Sungai Duri yang berada di barat jembatan Duri.
Tanggul sepanjang 100 meter dengan ketinggian mulai 1,5 hingga 2 meter tersebut hanya menyisakan sekitar 25 meter yang masih kokoh berdiri.
"Awalnya bangunan tanggul untuk meluruskan sungai agar jembatan yang melintang di atas sungai aman tetapi sekarang tanggulnya ambrol diikuti sayap jembatan yang sebelah barat bagian selatan habis ikut ambrol," tandasnya. - See more at: http://surabaya.tribunnews.com/2013/03/07/lima-tanggul-dan-jalan-desa-ambrol-diterjang-banjir#sthash.WoLHx6nm.dpuf
Diduga, ambrolnya bangunan pelindung jalan dan pelindung tanah agar tidak terjadi abrasi ini disebabkan karena buruknya kualitas bangunan. Selain itu disebabkan tak segera diperbaikinya, sejumlah titik awal ambrolnya bangunan plengsengan itu. Sehingga ambrolnya plengsengan akan semakin meluas dan memanjang.
warga sekitar tidak hanya takut banjir yang disebabkan karena sungai Duri tidak ada plengsengannya karena hancur diterjang banjir, akan tetapi juga mengeluhkan jalan desa yang memiliki lebar sepanjang 4 meter, kini hanya tinggal 1 meter. Akibatnya, kendaraan roda 4 tidak bisa melintasi jalan desa menuju Desa Janti dan Ngiloilo itu.
Keempat titik tanggul yang ambrol di jalan desa itu, pertama tanggul ambrol sepanjang 100 meter dengan ketinggian 5 meter, kedua ambrol sepanjang 150 meter dengan ketinggian 5 meter, ketiga panjang 70 meter dengan ketinggian tanggul 4 meter dan keempat tanggul ambrol sepanjang 50 meter dan tinggi 4 meter.
Keempat titik tanggul ambrol tersebut berada di tepian sungai Duri yang merupakan aliran dari Sungai Desa Ngiloilo. Sedang titik terakhir adalah proyek tanggul aliran sungai Duri yang baru dibangun Agustus 2012 sepanjang 100 meter dengan nilai Rp 100 juta, juga sudah porakporanda menyisakan 25 meter.
Salah seorang warga Dusun Brambang, Desa Duri, Wagiran (49) mengatakan jika hancurnya tanggul di tepi jalan Desa Duri karena diterjang banjir bandang.
Menurutnya, awalnya hanya satu titik, akan tapi karena hampir setiap hari banjir, akhirnya kerusakan semakin bertambah memanjang hingga mencapai 4 titik tersebar di sepanjang tanggul.
"Awalnya hanya satu titik di timur, karena terus diguyur hujan lebat dan banjir akhirnya ambrolnya bertambah. Bahkan jalan Desa Duri sudah tidak bisa dilewati kendaraan roda empat.
Dari semua fasilitas tanggul yang ambrol di 5 titik kalau ditotal biaya perbaikannya sekitar Rp 900 juta lebih," terangnya kepada Surya, Kamis (7/3/2013).
Hal senada disampaikan Kepala Dusun (Kasun) Brambang, Suhud (45). Menurutnya, selain empat titik tanggul jalan poros yang porakporanda di sapu banjir, ada satu titik tanggul Sungai Duri yang berada di barat jembatan Duri.
Tanggul sepanjang 100 meter dengan ketinggian mulai 1,5 hingga 2 meter tersebut hanya menyisakan sekitar 25 meter yang masih kokoh berdiri.
"Awalnya bangunan tanggul untuk meluruskan sungai agar jembatan yang melintang di atas sungai aman tetapi sekarang tanggulnya ambrol diikuti sayap jembatan yang sebelah barat bagian selatan habis ikut ambrol," tandasnya. - See more at: http://surabaya.tribunnews.com/2013/03/07/lima-tanggul-dan-jalan-desa-ambrol-diterjang-banjir#sthash.WoLHx6nm.dpuf
PONOROGO
- Sebanyak 5 tanggul sungai dan jalan yang melintas di Dusun Brambang,
Desa Duri, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, ambrol diterjang
banjir.
Diduga, ambrolnya bangunan pelindung jalan dan pelindung tanah agar tidak terjadi abrasi ini disebabkan karena buruknya kualitas bangunan. Selain itu disebabkan tak segera diperbaikinya, sejumlah titik awal ambrolnya bangunan plengsengan itu. Sehingga ambrolnya plengsengan akan semakin meluas dan memanjang.
warga sekitar tidak hanya takut banjir yang disebabkan karena sungai Duri tidak ada plengsengannya karena hancur diterjang banjir, akan tetapi juga mengeluhkan jalan desa yang memiliki lebar sepanjang 4 meter, kini hanya tinggal 1 meter. Akibatnya, kendaraan roda 4 tidak bisa melintasi jalan desa menuju Desa Janti dan Ngiloilo itu.
Keempat titik tanggul yang ambrol di jalan desa itu, pertama tanggul ambrol sepanjang 100 meter dengan ketinggian 5 meter, kedua ambrol sepanjang 150 meter dengan ketinggian 5 meter, ketiga panjang 70 meter dengan ketinggian tanggul 4 meter dan keempat tanggul ambrol sepanjang 50 meter dan tinggi 4 meter.
Keempat titik tanggul ambrol tersebut berada di tepian sungai Duri yang merupakan aliran dari Sungai Desa Ngiloilo. Sedang titik terakhir adalah proyek tanggul aliran sungai Duri yang baru dibangun Agustus 2012 sepanjang 100 meter dengan nilai Rp 100 juta, juga sudah porakporanda menyisakan 25 meter.
Salah seorang warga Dusun Brambang, Desa Duri, Wagiran (49) mengatakan jika hancurnya tanggul di tepi jalan Desa Duri karena diterjang banjir bandang.
Menurutnya, awalnya hanya satu titik, akan tapi karena hampir setiap hari banjir, akhirnya kerusakan semakin bertambah memanjang hingga mencapai 4 titik tersebar di sepanjang tanggul.
"Awalnya hanya satu titik di timur, karena terus diguyur hujan lebat dan banjir akhirnya ambrolnya bertambah. Bahkan jalan Desa Duri sudah tidak bisa dilewati kendaraan roda empat.
Dari semua fasilitas tanggul yang ambrol di 5 titik kalau ditotal biaya perbaikannya sekitar Rp 900 juta lebih," terangnya kepada Surya, Kamis (7/3/2013).
Hal senada disampaikan Kepala Dusun (Kasun) Brambang, Suhud (45). Menurutnya, selain empat titik tanggul jalan poros yang porakporanda di sapu banjir, ada satu titik tanggul Sungai Duri yang berada di barat jembatan Duri.
Tanggul sepanjang 100 meter dengan ketinggian mulai 1,5 hingga 2 meter tersebut hanya menyisakan sekitar 25 meter yang masih kokoh berdiri.
"Awalnya bangunan tanggul untuk meluruskan sungai agar jembatan yang melintang di atas sungai aman tetapi sekarang tanggulnya ambrol diikuti sayap jembatan yang sebelah barat bagian selatan habis ikut ambrol," tandasnya. - See more at: http://surabaya.tribunnews.com/2013/03/07/lima-tanggul-dan-jalan-desa-ambrol-diterjang-banjir#sthash.WoLHx6nm.dpuf
Diduga, ambrolnya bangunan pelindung jalan dan pelindung tanah agar tidak terjadi abrasi ini disebabkan karena buruknya kualitas bangunan. Selain itu disebabkan tak segera diperbaikinya, sejumlah titik awal ambrolnya bangunan plengsengan itu. Sehingga ambrolnya plengsengan akan semakin meluas dan memanjang.
warga sekitar tidak hanya takut banjir yang disebabkan karena sungai Duri tidak ada plengsengannya karena hancur diterjang banjir, akan tetapi juga mengeluhkan jalan desa yang memiliki lebar sepanjang 4 meter, kini hanya tinggal 1 meter. Akibatnya, kendaraan roda 4 tidak bisa melintasi jalan desa menuju Desa Janti dan Ngiloilo itu.
Keempat titik tanggul yang ambrol di jalan desa itu, pertama tanggul ambrol sepanjang 100 meter dengan ketinggian 5 meter, kedua ambrol sepanjang 150 meter dengan ketinggian 5 meter, ketiga panjang 70 meter dengan ketinggian tanggul 4 meter dan keempat tanggul ambrol sepanjang 50 meter dan tinggi 4 meter.
Keempat titik tanggul ambrol tersebut berada di tepian sungai Duri yang merupakan aliran dari Sungai Desa Ngiloilo. Sedang titik terakhir adalah proyek tanggul aliran sungai Duri yang baru dibangun Agustus 2012 sepanjang 100 meter dengan nilai Rp 100 juta, juga sudah porakporanda menyisakan 25 meter.
Salah seorang warga Dusun Brambang, Desa Duri, Wagiran (49) mengatakan jika hancurnya tanggul di tepi jalan Desa Duri karena diterjang banjir bandang.
Menurutnya, awalnya hanya satu titik, akan tapi karena hampir setiap hari banjir, akhirnya kerusakan semakin bertambah memanjang hingga mencapai 4 titik tersebar di sepanjang tanggul.
"Awalnya hanya satu titik di timur, karena terus diguyur hujan lebat dan banjir akhirnya ambrolnya bertambah. Bahkan jalan Desa Duri sudah tidak bisa dilewati kendaraan roda empat.
Dari semua fasilitas tanggul yang ambrol di 5 titik kalau ditotal biaya perbaikannya sekitar Rp 900 juta lebih," terangnya kepada Surya, Kamis (7/3/2013).
Hal senada disampaikan Kepala Dusun (Kasun) Brambang, Suhud (45). Menurutnya, selain empat titik tanggul jalan poros yang porakporanda di sapu banjir, ada satu titik tanggul Sungai Duri yang berada di barat jembatan Duri.
Tanggul sepanjang 100 meter dengan ketinggian mulai 1,5 hingga 2 meter tersebut hanya menyisakan sekitar 25 meter yang masih kokoh berdiri.
"Awalnya bangunan tanggul untuk meluruskan sungai agar jembatan yang melintang di atas sungai aman tetapi sekarang tanggulnya ambrol diikuti sayap jembatan yang sebelah barat bagian selatan habis ikut ambrol," tandasnya. - See more at: http://surabaya.tribunnews.com/2013/03/07/lima-tanggul-dan-jalan-desa-ambrol-diterjang-banjir#sthash.WoLHx6nm.dpuf
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :