Lima Tanggul dan Jalan Desa Ambruk Diterjang Banjir

PONOROGO  - Sebanyak 5 tanggul sungai dan jalan yang melintas di Dusun Brambang,  Desa Duri, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, ambrol diterjang  banjir.

Diduga, ambrolnya bangunan pelindung jalan dan pelindung  tanah agar tidak terjadi abrasi ini disebabkan karena buruknya kualitas  bangunan. Selain itu disebabkan tak segera diperbaikinya, sejumlah  titik awal ambrolnya bangunan plengsengan itu. Sehingga ambrolnya  plengsengan akan semakin meluas dan memanjang.

warga sekitar  tidak hanya takut banjir yang disebabkan karena sungai Duri tidak ada  plengsengannya karena hancur diterjang banjir, akan tetapi juga  mengeluhkan jalan desa yang memiliki lebar sepanjang 4 meter, kini hanya  tinggal 1 meter. Akibatnya, kendaraan roda 4 tidak bisa melintasi jalan  desa menuju Desa Janti dan Ngiloilo itu.

Keempat titik tanggul  yang ambrol di jalan desa itu, pertama tanggul ambrol sepanjang 100  meter dengan ketinggian 5 meter, kedua ambrol sepanjang 150 meter dengan  ketinggian 5 meter, ketiga panjang 70 meter dengan ketinggian tanggul 4  meter dan keempat tanggul ambrol sepanjang 50 meter dan tinggi 4 meter. 

Keempat titik tanggul ambrol tersebut berada di tepian sungai  Duri yang merupakan aliran dari Sungai Desa Ngiloilo. Sedang titik  terakhir adalah proyek tanggul aliran sungai Duri yang baru dibangun  Agustus 2012 sepanjang 100 meter dengan nilai Rp 100 juta, juga sudah  porakporanda menyisakan 25 meter.

Salah seorang warga Dusun  Brambang, Desa Duri, Wagiran (49) mengatakan jika hancurnya tanggul di  tepi jalan Desa Duri karena diterjang banjir bandang.
Menurutnya,  awalnya hanya satu titik, akan tapi karena hampir setiap hari banjir,  akhirnya kerusakan semakin bertambah memanjang hingga mencapai 4 titik  tersebar di sepanjang tanggul.

"Awalnya hanya satu titik di  timur, karena terus diguyur hujan lebat dan banjir akhirnya ambrolnya  bertambah. Bahkan jalan Desa Duri sudah tidak bisa dilewati kendaraan  roda empat.

Dari semua fasilitas tanggul yang ambrol di 5 titik  kalau ditotal biaya perbaikannya sekitar Rp 900 juta lebih," terangnya  kepada Surya, Kamis (7/3/2013).

Hal senada disampaikan Kepala  Dusun (Kasun) Brambang, Suhud (45). Menurutnya, selain empat titik  tanggul jalan poros yang porakporanda di sapu banjir, ada satu titik  tanggul Sungai Duri yang berada di barat jembatan Duri.

Tanggul  sepanjang 100 meter dengan ketinggian mulai 1,5 hingga 2 meter tersebut  hanya menyisakan sekitar 25 meter yang masih kokoh berdiri.

"Awalnya  bangunan tanggul untuk meluruskan sungai agar jembatan yang melintang  di atas sungai aman tetapi sekarang tanggulnya ambrol diikuti sayap  jembatan yang sebelah barat bagian selatan habis ikut ambrol,"  tandasnya.

Dikutip : SuryaOnline
PONOROGO - Sebanyak 5 tanggul sungai dan jalan yang melintas di Dusun Brambang, Desa Duri, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, ambrol diterjang banjir.

Diduga, ambrolnya bangunan pelindung jalan dan pelindung tanah agar tidak terjadi abrasi ini disebabkan karena buruknya kualitas bangunan. Selain itu disebabkan tak segera diperbaikinya, sejumlah titik awal ambrolnya bangunan plengsengan itu. Sehingga ambrolnya plengsengan akan semakin meluas dan memanjang.

warga sekitar tidak hanya takut banjir yang disebabkan karena sungai Duri tidak ada plengsengannya karena hancur diterjang banjir, akan tetapi juga mengeluhkan jalan desa yang memiliki lebar sepanjang 4 meter, kini hanya tinggal 1 meter. Akibatnya, kendaraan roda 4 tidak bisa melintasi jalan desa menuju Desa Janti dan Ngiloilo itu.

Keempat titik tanggul yang ambrol di jalan desa itu, pertama tanggul ambrol sepanjang 100 meter dengan ketinggian 5 meter, kedua ambrol sepanjang 150 meter dengan ketinggian 5 meter, ketiga panjang 70 meter dengan ketinggian tanggul 4 meter dan keempat tanggul ambrol sepanjang 50 meter dan tinggi 4 meter.

Keempat titik tanggul ambrol tersebut berada di tepian sungai Duri yang merupakan aliran dari Sungai Desa Ngiloilo. Sedang titik terakhir adalah proyek tanggul aliran sungai Duri yang baru dibangun Agustus 2012 sepanjang 100 meter dengan nilai Rp 100 juta, juga sudah porakporanda menyisakan 25 meter.

Salah seorang warga Dusun Brambang, Desa Duri, Wagiran (49) mengatakan jika hancurnya tanggul di tepi jalan Desa Duri karena diterjang banjir bandang.
Menurutnya, awalnya hanya satu titik, akan tapi karena hampir setiap hari banjir, akhirnya kerusakan semakin bertambah memanjang hingga mencapai 4 titik tersebar di sepanjang tanggul.

"Awalnya hanya satu titik di timur, karena terus diguyur hujan lebat dan banjir akhirnya ambrolnya bertambah. Bahkan jalan Desa Duri sudah tidak bisa dilewati kendaraan roda empat.

Dari semua fasilitas tanggul yang ambrol di 5 titik kalau ditotal biaya perbaikannya sekitar Rp 900 juta lebih," terangnya kepada Surya, Kamis (7/3/2013).

Hal senada disampaikan Kepala Dusun (Kasun) Brambang, Suhud (45). Menurutnya, selain empat titik tanggul jalan poros yang porakporanda di sapu banjir, ada satu titik tanggul Sungai Duri yang berada di barat jembatan Duri.

Tanggul sepanjang 100 meter dengan ketinggian mulai 1,5 hingga 2 meter tersebut hanya menyisakan sekitar 25 meter yang masih kokoh berdiri.

"Awalnya bangunan tanggul untuk meluruskan sungai agar jembatan yang melintang di atas sungai aman tetapi sekarang tanggulnya ambrol diikuti sayap jembatan yang sebelah barat bagian selatan habis ikut ambrol," tandasnya. - See more at: http://surabaya.tribunnews.com/2013/03/07/lima-tanggul-dan-jalan-desa-ambrol-diterjang-banjir#sthash.WoLHx6nm.dpuf
PONOROGO - Sebanyak 5 tanggul sungai dan jalan yang melintas di Dusun Brambang, Desa Duri, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, ambrol diterjang banjir.

Diduga, ambrolnya bangunan pelindung jalan dan pelindung tanah agar tidak terjadi abrasi ini disebabkan karena buruknya kualitas bangunan. Selain itu disebabkan tak segera diperbaikinya, sejumlah titik awal ambrolnya bangunan plengsengan itu. Sehingga ambrolnya plengsengan akan semakin meluas dan memanjang.

warga sekitar tidak hanya takut banjir yang disebabkan karena sungai Duri tidak ada plengsengannya karena hancur diterjang banjir, akan tetapi juga mengeluhkan jalan desa yang memiliki lebar sepanjang 4 meter, kini hanya tinggal 1 meter. Akibatnya, kendaraan roda 4 tidak bisa melintasi jalan desa menuju Desa Janti dan Ngiloilo itu.

Keempat titik tanggul yang ambrol di jalan desa itu, pertama tanggul ambrol sepanjang 100 meter dengan ketinggian 5 meter, kedua ambrol sepanjang 150 meter dengan ketinggian 5 meter, ketiga panjang 70 meter dengan ketinggian tanggul 4 meter dan keempat tanggul ambrol sepanjang 50 meter dan tinggi 4 meter.

Keempat titik tanggul ambrol tersebut berada di tepian sungai Duri yang merupakan aliran dari Sungai Desa Ngiloilo. Sedang titik terakhir adalah proyek tanggul aliran sungai Duri yang baru dibangun Agustus 2012 sepanjang 100 meter dengan nilai Rp 100 juta, juga sudah porakporanda menyisakan 25 meter.

Salah seorang warga Dusun Brambang, Desa Duri, Wagiran (49) mengatakan jika hancurnya tanggul di tepi jalan Desa Duri karena diterjang banjir bandang.
Menurutnya, awalnya hanya satu titik, akan tapi karena hampir setiap hari banjir, akhirnya kerusakan semakin bertambah memanjang hingga mencapai 4 titik tersebar di sepanjang tanggul.

"Awalnya hanya satu titik di timur, karena terus diguyur hujan lebat dan banjir akhirnya ambrolnya bertambah. Bahkan jalan Desa Duri sudah tidak bisa dilewati kendaraan roda empat.

Dari semua fasilitas tanggul yang ambrol di 5 titik kalau ditotal biaya perbaikannya sekitar Rp 900 juta lebih," terangnya kepada Surya, Kamis (7/3/2013).

Hal senada disampaikan Kepala Dusun (Kasun) Brambang, Suhud (45). Menurutnya, selain empat titik tanggul jalan poros yang porakporanda di sapu banjir, ada satu titik tanggul Sungai Duri yang berada di barat jembatan Duri.

Tanggul sepanjang 100 meter dengan ketinggian mulai 1,5 hingga 2 meter tersebut hanya menyisakan sekitar 25 meter yang masih kokoh berdiri.

"Awalnya bangunan tanggul untuk meluruskan sungai agar jembatan yang melintang di atas sungai aman tetapi sekarang tanggulnya ambrol diikuti sayap jembatan yang sebelah barat bagian selatan habis ikut ambrol," tandasnya. - See more at: http://surabaya.tribunnews.com/2013/03/07/lima-tanggul-dan-jalan-desa-ambrol-diterjang-banjir#sthash.WoLHx6nm.dpuf
PONOROGO - Sebanyak 5 tanggul sungai dan jalan yang melintas di Dusun Brambang, Desa Duri, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, ambrol diterjang banjir.

Diduga, ambrolnya bangunan pelindung jalan dan pelindung tanah agar tidak terjadi abrasi ini disebabkan karena buruknya kualitas bangunan. Selain itu disebabkan tak segera diperbaikinya, sejumlah titik awal ambrolnya bangunan plengsengan itu. Sehingga ambrolnya plengsengan akan semakin meluas dan memanjang.

warga sekitar tidak hanya takut banjir yang disebabkan karena sungai Duri tidak ada plengsengannya karena hancur diterjang banjir, akan tetapi juga mengeluhkan jalan desa yang memiliki lebar sepanjang 4 meter, kini hanya tinggal 1 meter. Akibatnya, kendaraan roda 4 tidak bisa melintasi jalan desa menuju Desa Janti dan Ngiloilo itu.

Keempat titik tanggul yang ambrol di jalan desa itu, pertama tanggul ambrol sepanjang 100 meter dengan ketinggian 5 meter, kedua ambrol sepanjang 150 meter dengan ketinggian 5 meter, ketiga panjang 70 meter dengan ketinggian tanggul 4 meter dan keempat tanggul ambrol sepanjang 50 meter dan tinggi 4 meter.

Keempat titik tanggul ambrol tersebut berada di tepian sungai Duri yang merupakan aliran dari Sungai Desa Ngiloilo. Sedang titik terakhir adalah proyek tanggul aliran sungai Duri yang baru dibangun Agustus 2012 sepanjang 100 meter dengan nilai Rp 100 juta, juga sudah porakporanda menyisakan 25 meter.

Salah seorang warga Dusun Brambang, Desa Duri, Wagiran (49) mengatakan jika hancurnya tanggul di tepi jalan Desa Duri karena diterjang banjir bandang.
Menurutnya, awalnya hanya satu titik, akan tapi karena hampir setiap hari banjir, akhirnya kerusakan semakin bertambah memanjang hingga mencapai 4 titik tersebar di sepanjang tanggul.

"Awalnya hanya satu titik di timur, karena terus diguyur hujan lebat dan banjir akhirnya ambrolnya bertambah. Bahkan jalan Desa Duri sudah tidak bisa dilewati kendaraan roda empat.

Dari semua fasilitas tanggul yang ambrol di 5 titik kalau ditotal biaya perbaikannya sekitar Rp 900 juta lebih," terangnya kepada Surya, Kamis (7/3/2013).

Hal senada disampaikan Kepala Dusun (Kasun) Brambang, Suhud (45). Menurutnya, selain empat titik tanggul jalan poros yang porakporanda di sapu banjir, ada satu titik tanggul Sungai Duri yang berada di barat jembatan Duri.

Tanggul sepanjang 100 meter dengan ketinggian mulai 1,5 hingga 2 meter tersebut hanya menyisakan sekitar 25 meter yang masih kokoh berdiri.

"Awalnya bangunan tanggul untuk meluruskan sungai agar jembatan yang melintang di atas sungai aman tetapi sekarang tanggulnya ambrol diikuti sayap jembatan yang sebelah barat bagian selatan habis ikut ambrol," tandasnya. - See more at: http://surabaya.tribunnews.com/2013/03/07/lima-tanggul-dan-jalan-desa-ambrol-diterjang-banjir#sthash.WoLHx6nm.dpuf
PONOROGO - Sebanyak 5 tanggul sungai dan jalan yang melintas di Dusun Brambang, Desa Duri, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, ambrol diterjang banjir.

Diduga, ambrolnya bangunan pelindung jalan dan pelindung tanah agar tidak terjadi abrasi ini disebabkan karena buruknya kualitas bangunan. Selain itu disebabkan tak segera diperbaikinya, sejumlah titik awal ambrolnya bangunan plengsengan itu. Sehingga ambrolnya plengsengan akan semakin meluas dan memanjang.

warga sekitar tidak hanya takut banjir yang disebabkan karena sungai Duri tidak ada plengsengannya karena hancur diterjang banjir, akan tetapi juga mengeluhkan jalan desa yang memiliki lebar sepanjang 4 meter, kini hanya tinggal 1 meter. Akibatnya, kendaraan roda 4 tidak bisa melintasi jalan desa menuju Desa Janti dan Ngiloilo itu.

Keempat titik tanggul yang ambrol di jalan desa itu, pertama tanggul ambrol sepanjang 100 meter dengan ketinggian 5 meter, kedua ambrol sepanjang 150 meter dengan ketinggian 5 meter, ketiga panjang 70 meter dengan ketinggian tanggul 4 meter dan keempat tanggul ambrol sepanjang 50 meter dan tinggi 4 meter.

Keempat titik tanggul ambrol tersebut berada di tepian sungai Duri yang merupakan aliran dari Sungai Desa Ngiloilo. Sedang titik terakhir adalah proyek tanggul aliran sungai Duri yang baru dibangun Agustus 2012 sepanjang 100 meter dengan nilai Rp 100 juta, juga sudah porakporanda menyisakan 25 meter.

Salah seorang warga Dusun Brambang, Desa Duri, Wagiran (49) mengatakan jika hancurnya tanggul di tepi jalan Desa Duri karena diterjang banjir bandang.
Menurutnya, awalnya hanya satu titik, akan tapi karena hampir setiap hari banjir, akhirnya kerusakan semakin bertambah memanjang hingga mencapai 4 titik tersebar di sepanjang tanggul.

"Awalnya hanya satu titik di timur, karena terus diguyur hujan lebat dan banjir akhirnya ambrolnya bertambah. Bahkan jalan Desa Duri sudah tidak bisa dilewati kendaraan roda empat.

Dari semua fasilitas tanggul yang ambrol di 5 titik kalau ditotal biaya perbaikannya sekitar Rp 900 juta lebih," terangnya kepada Surya, Kamis (7/3/2013).

Hal senada disampaikan Kepala Dusun (Kasun) Brambang, Suhud (45). Menurutnya, selain empat titik tanggul jalan poros yang porakporanda di sapu banjir, ada satu titik tanggul Sungai Duri yang berada di barat jembatan Duri.

Tanggul sepanjang 100 meter dengan ketinggian mulai 1,5 hingga 2 meter tersebut hanya menyisakan sekitar 25 meter yang masih kokoh berdiri.

"Awalnya bangunan tanggul untuk meluruskan sungai agar jembatan yang melintang di atas sungai aman tetapi sekarang tanggulnya ambrol diikuti sayap jembatan yang sebelah barat bagian selatan habis ikut ambrol," tandasnya. - See more at: http://surabaya.tribunnews.com/2013/03/07/lima-tanggul-dan-jalan-desa-ambrol-diterjang-banjir#sthash.WoLHx6nm.dpuf

JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :



Dikirim oleh Lintas Madiun pada 06.34. dan Dikategorikan pada , , , , , . Kamu dapat meninggalkan komentar atau pesan terkait berita / artikel diatas

PENGUNJUNG ONLINE


Bagi temen-temen yang ingin berpartisipasi dalam mengisi blog ini caranya gampang, tinggal kirim Datadiri Anda ke lintas@ymail.com.

Bagi temen - temen yang menginginkan wilayahnya mempunyai blog tersendiri, kami akan membuatkan blog sesuai nama daerah temen tinggal, asal temen - temen bersedia untuk mengisi blog yang temen minta.

Setiap Kontribusi akan sangat bermanfaat bagi kemajuan daerah kita, termasuk generasi saat ini dan yang akan datang.

Bila tulisan yang di kirim mengambil dari sumber lain, Jangan lupa sebutkan sumber tulisan secara lengkap berikut link asal tulisan tersebut.

Tulisan tidak berbau sara, hasutan, mengadu domba, maupun ponografi. Seluruh isi tulisan menjadi tanggung jawab sepenuhnya pengirim. blog ini hanya sebagai sarana untuk menyebarkan isi tulisan.

2010 Lintas PONOROGO. All Rights Reserved. - Designed by Lintas ponorogo